Ya kisah tersebut menjadi awal cerita kebersamaan Indra dan Mona. Kini, Mona mengenang perjalanan rumah tangganya dan menilai bahwa ia tak salah pilih. Simak kelanjutannya di sini . 4. Viral Suami Tuduh Istri Selingkuh Usai Lahirkan Bayi Berwajah Bule, Faktanya Mengejutkan. Kelahiran seorang bayi laki-laki di China membuat orang tuanya terkejut. Ada beberapa cirri-ciri kemiskinan. Sebagaimana pengertian kemiskinan yang beragam, seperti dikemukakan pada uraian terdahulu, maka penentuan ciri-ciri kemiskinan pun beragam pula, antara lain, Asnawi 1994 mengemukakan ciri-ciri keluarga miskin dapat dilihat dari pendapatan perkapita keluarga berada dibawah garis kemiskinan, kurang gizi, kesehatan yang kurang baik, tingkat kematian bayi tinggi, pendidikan anak masih rendah, kualitas perumahan belum memenuhi syarat minimum dan pengeluaran konsumsi pangan yang utama masih belum mencukupi. Sedangkan BPS 1999, mengemukakan ciri-ciri rumah tangga miskin adalah sebagian besar rumah tangga miskin hanya mempunyai satu orang pekerja, sebagian besar tempat tinggal rumah tangga miskin belum memenuhi persyaratan kesehatan yang ada, sebagian besar memiliki lahan pertanian relatif kecil, tingkat pendidikan kepala rumah tangga sebagian besar masih rendah,rata-rata jam kerja masih rendah jika dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin, status pekerjaan 70% adalah petani. Ciri-ciri kemiskinan yang ada berbeda antar wilayah, perbedaan ini terkait dengan kemiskinan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kelembagaan setempat. Oleh karena itu penanggulangan kemiskinan akan lebih efektif kalau dikaitkan dengan prinsip desentralisasi dalam upaya meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Karena sebab dan ciri kemiskinan tidak sama antar satu daerah dengan daerah lainnya maka dalam usaha penanggulangan kemiskinan kemiskinan perlu digali lebih dahulu untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab kemiskinan didaerah tersebut. Berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan tersebut sejumlah program selama ini telah dilakukan pemerintah terutama didasari oleh prospektif ekonomi masyarakat setempat. Masalah kemiskinan, tentu saja tidak dapat dilepaskan dari penyebab kemiskinan tersebut atau dengan kata lain harus mencari akar dan sumber kemiskinan itu sendiri. Sebenarnya untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah sangat kompleks, karena kondisi antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda. Oleh karena itu faktorfaktor penyebab dari kemiskinan adalah berbeda antara daerah satu dengan lainnya seperti yang dikemukakan terdahulu, meskipun prinsip dasarnya adalah sama. Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan yang masing-masing atau bersama-sama dampaknya sangat menentukan Salahkaprah antara habib dan sayid ini jadi perhatian Habib Zein. Ia memberi catatan, tidak semua sayid bisa dipanggil habib. Sebaliknya, setiap sayid sudah pasti segaris keturunan nabi. "Sekarang titel habib itu terjadi degradasi, menjadi panggilan keakraban, untuk akrab," ujarnya.
Skip to content Pengertian dan Ciri-ciri Negara Miskin Terkebelakang. Pengerian negara miskin atau terbelakang adalah negara yang perekonomian “miskin modal” atau dengan “tabungan dan investasi rendah”. Investasi bruto hanya berkisar 5-6 persen dari pendapatan nasional bruto sedangkan di negara industri adalah kira-kira sebesar 15-20 persen. Ada banyak sekali di dunia ini negara-negara yang masuk ke dalam kategori miskin, terutama di Benua Afrika dan Asia. Ciri-ciri dari negara miskin adalah sebagai berikut angka harapan hidup rendah tingkat pendidikan rendah Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana tradisional Perkembangan iptek lamban Pendapatan relatif rendah Sangat tergantung pada alam Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi Pengertian Negara Terbelakang adalah negara tidak mampu berdiri sendiri karena tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat perekonomian negaranya sehingga dapat memengaruhi keadaan kehidupan masyarakat di negaranya. Selain itu, negara terbelakang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan terjadi hampir di seluruh wilayah negaranya
Ciriciri arsitektur vernakular ini antara lain menggunakan bahan lokal, pengetahuan lokal, teknik sederhana, dan berkaitan dengan budaya. Dari keterangan tersebut, rumah tradisional Nias ini sangat memenuhi kriteria dan ciri-ciri itu. Rumah-rumah tradisional Nias dibangun tanpa menggunakan paku, sehingga jauh lebih mampu menahan gempa.
Note Makasih udah maen ke blog aku yang ini. Blog ini udah gak dipake/ diupdate lagi. Untuk tulisan-tulisan terbaru aku tentang kehidupan di Bali, kerja online dan review produk, check di blog baru aku ya 🙂 Bali sebagai destinasi wisata internasional memang mengundang banyak wisatawan internasional yang biasa disebut “bule” dalam bahasa Indonesia walau pun kadang kata bule’ lebih sering dikaitkan dengan ras kaukasoid. Bule-bule ini banyak yang udah tinggal cukup lama di Bali atau yang tamu rutin setiap tahun. Banyak alasan mereka datang ke Bali, Bali sendiri memiliki keunikan vibe’ yang berbeda-beda di setiap daerahnya sehingga tipe-tipe orang yang kita temukan di Canggu akan berbeda dengan yang di Ubud, begitu juga Kuta dan Sanur dll. Walau pun sering dianggap superior oleh bangsa kita sendiri, padahal bule itu sama aja dengan kita karena mereka juga sama-sama manusia, yang baik ya baik, yang jahat ya jahat. Ada yang pinter, ada yang setengah dan ada yang otak kuah kacang’ juga. Pengalaman gua tinggal di Bali membuat gw bisa mengkategorikan bule-bule itu menjadi beberapa tipe **disusun random Bule Ordinary Tourist Bule yang ini hanya wisatawan biasa, tujuannya hanya berlibur dalam waktu relatif singkat, gak ada tujuan lain misal mencari jati diri, atau investasi. Biasanya sama pasangan atau sama keluarga. Mereka gak sibuk-sibuk cari penginapan atau transportasi yang murah karena mereka cuma mau nyaman, dan mereka juga gak seberapa make time to know the locals karena mereka cuma akan disana sebentar saja. Dari cara jalannya pun mereka berbeda, karena biasanya lebih lambat karena mereka melihat-lihat sekitar dan untuk shopping souvenirs. Mereka biasanya ada di tempat-tempat wisata yang mainstream seperti Pantai Kuta, Tegalalang di Ubud etc. 2. Bule Party-Mode Nah ini dia bule yang tujuannya mabok dan party doank dan sex, mereka melihat Bali hanya sebagai Vegas-tanpa-cassino murah muriah. Kebanyakan berasal dari Australia, karena paling dekat dengan Indonesia, usianya kebanyakan masih dedek-dedek bule yang kerjaan di negaranya sebenernya masih entry-level, misal waiter, penjaga toko dll, tapi karena konversi dolar ke rupiah, mereka jadi bisa seneng-seneng dengan murah yang belum tentu di negaranya mereka bisa. Gak cuma dedek-dedek ababil, ada juga yang usia dewasa yang lagi mengalami puber kedua atau gak berhenti puber kali ya, hehe. Destinasinya cuma night clubs and bars di daerah Seminyak. Looking for drinks, dance, drugs, and hookups. Boring buat gua mah. Bule begini nih yang sasarannya para prostitutes dan one-night-standers. Mereka gak mencari cinta, jadi kalo ketemu di Tinder dengan bule yang stay di daerah Seminyak, jangan berharap lebih, ya! Hehe. 3. Bule Kismin Bule Backpacker, Bule Kehabisan Duit karena Gak Mau Pulang Bule miskin atau PaHe Paket Hemat ada yang karena emang tujuannya backpacker dan ada juga yang karena keasikan tinggal di Bali tapi gak mau pulang-pulang, jadi lama-lama duitnya abis dongs. Kalo bule backpacker, kisminnya masih terhormat menurut gw sih ya.. siapa tau mereka cuma mau bikin record perjalanan termurah aja, bukan berarti mereka kere. Mereka berjiwa adventurous, berbaur dengan lokal, makan-makanan lokal, dan seringnya ke tempat-tempat anti-mainstream, kayak pantai dan air terjun yang masih belum terjamah gitu. Tujuannya wisatanya lebih ke berpetualang dan mengenal kultur negara lain, walau pun kere, mereka ini punya charm’ tersendiri, yah pesonanya anak Mapala gitu deh, hehe… Sedangkan kategori bule kismin yang satunya lagi lebih mengarah ke gembel. Yang begini lebih baik dijauhin, mereka mengerti cara memanfaatkan kebaikan orang lokal dan kadang mau numpang hidup via couchsurfing dalam waktu yang relatively lama hitungan bulan dan selalu cari masalah kalo diminta pindah. 4. Bule Eat, Pray, Love Syndrome Ini adalah kategori bule mencari cinta. Kesuksesan novel Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert berdampak magis membuat para hopeless romantic ini datang ke Bali dengan tujuan mencari cinta atau mencari inspirasi, biar kayak si penulis gitu ya… Jiwa-jiwa yang insecured dan sedang mencoba membangun optimisme dan berharap menemukan sesuatu di Bali, kebanyakan sih berjiwa penulis gitu. Paling banyak ditemukan di daerah Ubud karena si Elizabeth Gilbert perginya ke Ubud sambil memegang pena dan notebook di meja-meja cafe, layaknya orang menunggu ditendang inspirasi. Tapi believe it or not, karena banyaknya penulis yang tinggal di Ubud, Ubud bisa dijadikan tempat yang baik bagi para penulis ini untuk networking atau belajar dari penulis senior juga! 5. Bule Hippie Bule Hippie adalah salah satu tipe manusia yang sering ditemukan di Ubud, mereka kadang terlalu sok spiritual gitu sampe-sampe kalo mereka ngomong, kita jadi bingung mereka ini lagi ngomong apa ngelantur mabok. Mungkin niatnya terdengar bijak tingkat dewa, tapi malah jadi kebanyakan bullshit kadangan, haha. Seringnya mereka melakukan yoga, tapi gak cuma yoga olahraga fisik, lebih ke spiritualitas. Yang spiritual tapi masih normal juga banyak kok, bedanya kalo udah level hippie ini, udah di luar normal. Mereka gak begitu peduli dengan penampilan, terlihat seperti gembel, hobi nyeker dan kadang-kadang bau badan entah dengan alasan spiritual macam apa. 6. Bule Pensiunan Oma dan opa bule yang sudah pensiun dan mau menjalani masa-masa pensiunnya dengan senang-senang ke tempat-tempat eksotis di negara berkembang seperti Bali biasanya berlokasi di Sanur. Kenapa Sanur?? Karena Sanur adalah Seminyak zaman dulu, dulu Sanur adalah tempat party dan hectic, namun sekarang sudah berpindah ke Seminyak jadi Sanur lebih adem buat para elderly ini. Makanya kalo ke Sanur banyaknya bule-bule yang udah tua yang mencari ketenangan atau bule-bule yang berwisata dengan keluarga karena mungkin Kuta dinilai kurang aman buat keluarga ya iyalah ya, kalo lakinya digodain hookers gimana coba, hehe. Mereka gak peduli dengan yoga di Ubud atau dugem di Seminyak. 7. Bule Yoga Melulu Bule Yoga berbeda dengan bule hippie, bule yoga gak segila bule hippie. Tujuan mereka memang untuk memperdalam yoga atau sedang mengambil teacher training, jadi kerjanya yoga melulu, sehari bisa ambil 3-4 kelas, gila gak itu! Bule Yoga kebanyakan di Ubud, tapi gak menutup kemungkinan di Canggu karena dengan di Canggu juga banyak studio yoga yang oke dan karena Bule Yoga lebih fleksibel dan fun orangnya ketimbang Bule Hippie, Canggu terlalu berisik’ mungkin buat bule Hippie. 8. Bule Senior Bule Senior maksudnya bukan bule gaek, tapi bule yang udah lama tinggal di Indonesia, baik tahunan atau sudah menikah dengan orang Indonesia. Bule tipe ini sudah lebih mengerti tentang Indonesia, bisa berbahasa Indonesia dari yang sedikit sampai yang lancar dan tau seluk-beluk jalan di Bali. Karena bule ini udah terbiasa dengan beberapa kekurangan sifat orang Indonesia misal ngaret, mereka jadi lebih toleran, atau malah mereka jadi ikutan ngaret. Ada yang bilang, saking santainya hidup di Bali, bule aja bisa ngaret! 9. Bule Surfer Bule Surfer menduduki peringkat bule paling seksi menurut Madame Citra Ayu Wardani, hahaha. Mereka dengan kulit terpapar mataharinya dan hobi maen-maen sama ombak, kalo keluar ngegotong papan surfer sambil topless, dan karena olahraga surfing, dadanya biasanya keren dan memanggil’ gitu deh–memanggil buat ditatap. Surfer juga biasanya orangnya asik dan easy-going, gak cuma surfer cowok, tapi juga cewek. Ada yang sudah bekerja sebagai instruktur surfing baik dengan legal dan illegal, hehe. Bule Surfer banyak ditemukan di daerah pantai, seperti Canggu, Uluwatu etc. 10. Bule Start-up/ Digital Nomad Bali gak cuma sebagai tempat wisata, tapi juga sebagai tempat kerja impian para digital nomads yang banyak berkembang di generasi millenial. Bali bisa dibilang salah satu pusat start-up di Indonesia, didukung dengan adanya coworking space Dojo dan Hubud yang masuk dalam nominasi coworking space terbaik dan community-oriented di dunia. Thank’s to YouTube yang semakin mengiklankan Bali sebagai lokasi idaman bagi para digital nomads. Banyak yang menemukan rekan kerja atau dapat kerjaan juga di Bali karena berkumpul di pusat digital nomads ini, pekerjaannya juga menarik-menarik dari content creator, programmer, marketer, designer, trader, dropshipper dll. Tujuan mereka datang ke Bali yang paling utama adalah mencapai digital nomad lifestyle, so mereka bukan yang tipe mencari cinta, spiritual etc. Mereka punya goals dan semangat untuk maju yang kuat tapi juga tetap bisa diajak asik, karena sehabis kerja mereka nyantai ke pantai, tapi kalo lagi kerja ya serius banget. Ini tipe bule yang paling gw suka untuk gw deketin, karena semangat, kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya yang bagi gw menginspirasi. Gua jadi belajar dari mereka ternyata cara nyari duit yang anti-mainstream dan fun itu banyak asal mau kerja keras. Gaya mereka emang santai tipikal gaya anak startup lah ya… tapi duitnya oke punya. Namun karena mereka freelancers atau entrepreneur, mereka bukan tipe bule hura-hura, mereka saving money for what might happen in the future. Bule StartUp bisa ditemukan di daerah Canggu dan Hubud karena dua tempat ini punya coworking yang paling keren dan paling banyak diminati. Paling keren kalo udah programmer terus juga surfer, adududuhhhh… udah lah bang, pasang harga aja, Adek beli! Hahah! Mereka biasanya tinggal di Bali untuk durasi yang semi-permanent, hitungan bulan sampai tahunan, yah namanya juga nomads, jadi pindah-pindah. 11. Bule Money-Minded Bule Money-Minded berbeda dengan Bule StartUp, bule ini hanya melihat Bali sebagai ladang investasi. Di otaknya cuma beli tanah atau beli properti, mereka menuntut gimana caranya biar bisa cepat dan mudah beli tanah di Indonesia tapi mereka gak peduli untuk membantu membangun Bali. Mereka cuma bisa complain dan berfikiran buruk tentang orang lokal–walau pun emang sih banyak kasusnya orang lokal yang menipu bule dan bawa lari kepemilikan tanah/ properti karena orang asing hanya bisa beli Hak Pakai untuk 50 tahun unless memakai nama orang Indonesia. Gak sedikit dari mereka yang nikahin lokal hanya untuk bisnis, kadang yang orang lokalnya gak bisa bahasa Inggris sama sekali. Bukannya gw mau ngejudge ya, tapi gw gak ngerti gimana caranya bisa sayang kalo komunikasi aja gak nyambung, bukan dari masalah bahasa tapi juga dari topik pembahasan. Bule Money-Minded ini gak peduli untuk berbaur dengan orang lokal kalau gak ada untungnya. Bule ini, ketika mereka memiliki bisnis di Bali, hanya perduli dengan harga tenaga kerja murah. Ini tipe bule yang gua gak suka, pernah di beberapa seminar ketika mereka complain ini-itu tentang Indonesia, gw debat abis. “Lo mau enaknya doank, lo dateng ke Indonesia enggak bayar visa, enggak harus tes kefasihan bahasa Indonesia, mana konversi dolar ke rupiah pula. Nah orang gua, mau bikin negara lo untung aja harus bayar berjuta-juta dulu buat tes bahasa doang. Do we complain? Kagak. Nah sampeyan segala enak, cuma ngikutin peraturan aja gak mau. Lo mau berurusan sama orang Indonesia, tapi buat belajar bahasa orang aja lo gak mau, ya itu sih namanya minta ditipu, Bro/ Mbak’e!” Mereka complain peraturan negara kita susah, woy gak ngaca apa gw ngurus visa buat masuk negara dia liburan aja susahnya minta ampun. Nah kan, jadi esmosi ini gw. Huhah!! 12. Bule Influencer Karena keeksotisan dan ketenaran Bali, maka banyak travel vloggers atau seleb Instagram dari beberapa negara yang memasukkan Bali ke daftar wajib mereka. Kita mungkin gak kenal mereka, tapi ternyata di negara mereka sendiri mereka mempunya following yang cukup banyak, paling banyak nangkring di daerah Canggu, Seminyak dan Uluwatu. Beberapa yang pernah gw ketemuin langsung adalah Lost Le Blanc, Laura Reid dan alm. Ryker Gambler. Tapi saat itu gw gak tau mereka siapa dan kalau mereka ternyata YouTuber. Kadang tipe bule ini agak annoying sih, bukan tipe bule doank dink, maksud gw tipe manusia jenis ini in general kayaknya emang gak asik di dunia nyata, terlalu self-centered, hehe. 13. Bule Mafia dan Illegal Bule jenis ini biasanya ngejalanin bisnis dengan cara suap dan bohong, misalnya bekerja atau memperkerjakan sesama bule dengan visa turis di Indonesia tanpa work permit etc. Hampir mirip dengan Bule Money-Minded, namun Bule Mafia/ Illegal juga termasuk orang dengan criminal record di negaranya, misal child predators dan juga orang-orang yang visanya udah habis tapi males ngurus sehingga keberadaan mereka di Indonesia jadi illegal. Gak bisa disalahin merekanya doank juga karena justru negara kita yang kenapa bisa memperbolehkan orang-orang dengan criminal record masuk dengan mudah. 14. Bule Seniman Bali banyak mengundang hati para seniman dari berbagai negara, dari musisi, penulis, dan pelukis. Beberapa di antaranya memilih menetap dan menikah dengan orang Indonesia dan membuat museum karya-karya mereka, salah satu contohnya alm. Antonio Blanco yang memiliki museum di Ubud. Kebanyakan seniman ini tinggal di daerah Ubud. 15. Bule Heroes Bule Heroes adalah para bule yang memiliki sifat terpuji dan patut dicontoh. Mereka bener-bener cinta dengan Bali dan Indonesia sehingga mereka banyak membantu lewat charity dan membangun organisasi relawan, dari relawan membantu anak-anak jalanan, binatang terlantar, bersihin pantai, edukasi, dll. Karena jasanya bagi masyarakat setempat, gak sedikit dari mereka yang diberikan gelar adat dari masyarakat Bali. 16. Bule Asia Bule Asia adalah bule dari negara-negara Asia yang kurang lebih bentuk fisiknya mirip sama kita, kebanyakan berasal dari Thailand, Jepang dan Filipina. Makanya kalau gw lagi jalan-jalan di Bali sendiri, orang lokal selalu mencoba berbahasa Inggris sama gw karena gw disangkanya wisatawan asing. 17. Bule Setengah Bule Ini adalah bule blasteran dari pernikahan campuran orang Indonesia dengan Bule. Hasil produk blasteran ini emang beda pula pesonanya. Mereka fasih berbahasa Inggris dan Indonesia ketimbang orang tuanya. 18. Bule TKA Bule ini adalah tenaga kerja asing di Indonesia, mereka bekerja di pulau lain di Indonesia, contohnya pilot-pilot bule yang kerja di daerah-daerah atau yang kerja di perusahaan asing di kota besar lain. Biasanya mereka ke Bali karena kangen dengan western environment, ya maklum lah kita juga kalo tinggal di negara orang juga pasti bakal kangen dengan suasana Asia. ** Penasaran dengan kehidupan di Bali?? Baca tulisan-tulisan aku tentang tinggal di Bali disini!
KisahBule-bule Nelangsa di Indonesia:Dari Ongkos Habis hingga Jadi Gelandangan Ciri-Ciri Film Indonesia Saat Ini, Kreatif Atau Miskin Ide? Intinya ane kaga nonton film lokal. bukan karena ngga cinta produk dalam negeri, tapi emang jelek mau dibilang apa :wakaka. Membalas post thatwasfun • 02-03-2018 11:50.
Jombang, NU OnlineKetua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama LAZISNU Kabupaten Jombang, Jawa Timur Ahmad Zainuddin menyebut kaum muslimin tidak boleh miskin mental, namun harus terus optimis menjalani hidup ini dengan bahagia dan menegaskan, ada empat hal ciri manusia yang memiliki sifat miskin mental. Empat hal tersebut bila masih hinggap dalam pikiran dan hati seseorang maka bisa dipastikan orang tersebut susah diajak berpikir maju serta sukses."Kata almarhum ayah saya, boleh miskin harta tapi jangan miskin mental. Karena miskin harta itu takdir tapi miskin mental itu penyakit," katanya kepada NU Online, Rabu 9/7.Lebih lanjut ia menjelaskan, miskin mental yang pertama yaitu suka bergaya dan bermuka melas agar dikasihani oleh orang lain. Sering sekali seorang pria dan utamanya perempuan memasang wajah sedih, kusam dan bingung di hadapan temannya dengan harapan menarik simpati."Setelah berhasil menarik simpati baru lah mereka mengajukan bantuan. Bantuan tersebut bisa berupa tenaga, pikiran, dan uang. Semisal, seorang pria ingin membeli handphone baru namun uangnya kurang," jelasnya. Lalu ia menemui temannya, lanjutnya dengan wajah kusut dan menceritakan jika handphone miliknya sudah jelek dan ingin beli yang baru. Dan ia bermaksud meminjam uang kepada sahabatnya tersebut."Miskin mental itu pertama macak melas biar dikasihani orang dan mudah nelongsoan merana, merasa paling sedih," ungkap pria yang biasa disapa Gok Dien manusia yang miskin mental selanjutnya yaitu mudah merasa terdzolimi padahal tidak ada yang berusaha menyakitinya. Sikap ini biasanya ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang yang berkarakter seperti ini umumnya pandai mendramisir sebuah kejadian."Mudah merasa didzolimi padahal tidak ada yang mendzolimi itu juga tanda orang bermental miskin," jelas Gok menambahkan ciri terakhir seseorang yang miskin karakter itu adalah malas kerja, tapi anehnya punya banyak keinginan yang aneh-aneh. Terkadang omongannya dilebih-lebihkan atau berangan jauh. Bagi seseorang yang memiliki empat karakter ini maka dianjurkan segera bertaubat dengan cara menebarkan senyuman dalam setiap proses hidup, tidak mudah mengeluh dalam melewati duri-duri kehidupan. "Pandai mengelola emosi, banyak ide dan pastinya mudah bergaul. Bila masih bingung, baca berbagai buku atau internet tentang makna hidup. Sering ada orang yang malas bekerja tapi waktu ngomong kepada temannya punya banyak keinginan. Ini ciri orang miskin secara mental," tutup Gok Dien. Syarif Abdurrahman/Muiz
Ciriciri. Kemiskinan yang melampau adalah salah satu masalah besar yang dihadapi planet ini. Walaupun usaha untuk mengurangkan jumlah orang yang terjejas, anggaran yang paling baru-baru ini menunjukkan bahawa masih terdapat 1.4 bilion orang yang menderita dari keadaan ini; daripada mereka, 900 juta pergi lapar setiap hari, tanpa akses kepada
Kemiskinan merupakan suatu permasalahan sosial masa kini, karena masyarakat sangat sulit keluar dari kondisi kemiskinan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kehidupan masyarakat hanya cukup untuk memenuhi kebuhan konsumtif rumah tangga, sehingga penghasilan yang diperoleh tidak mampu untuk melakukan ivestasi dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha. Lebih menarik perhatian Aceh pasca tsunami, sebahagian kecil masyarakat pesisir yang desanya tidak layak untuk dijadikan pemukiman penduduk maka direlokasikan ketempat yang baru, sehingga dari tempat yang baru tersebut masyarakat sulit beradap tasi karena kondisi alam yang tidak potensial dalam mengembangkan ekonomi rumah tangga. Akibat fenomena tersebut mayoritas para suami bekerja keluar, ada yang menjadi nelayan, petani dan juga ada yang menjadi buruh, sedangkan kaum ibu hanya menjadi menjadi ibu rumah tangga yang tidak produktif. Para ibu rumah tangga hanya duduk dirumah dengan tidak ada pekerjaan karena pengangguran yang dihadapinya. Penganguran ini terjadi karena tidak memiliki skill dalam bidang tertentu, hanya mengharapkan dari hasil kelautan dan penangkapan ikan di sungai. Sayangnya kemiskinan juga terjadi pada kaum lansia yang tidak memiliki keluarga yang produktif, dimana lansia tersebut walaupun akses transportasi yang jauh tetap mencari nafkah kesungai untuk mempertahankan kemiskinan ini di perparah dengan program pemerintah yang tidak tepat sasaran dalam memberdayakan keluarga miskin. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Gampong Cot Kumbang dan Gampong Suak ie beuso, pendekatan penelitian yaitu menggunakan metodelogi kualitatif, teknik penarikan sampel yaitu purposive sampling. Adapun hasil penelitian yaitu Jauhnya akses ekonomi masyarakat, kegagalan pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah dan LSM dan ketergantungan yang berlebihan masyarakat kepada Pemerintah. Keywords Kemiskinan, Keluarga, Desa, Ekonomi Lemah, Faktor Kemiskinan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 298 KARAKTERISTIK DAN FENOMENA KEMISKINAN KELUARGA MISKIN PEDESAAN DI ACEH Arfriani Maifizar Dosen Jurusan Sosiologi Universitas Teuku Umar Abstrak Kemiskinan merupakan suatu permasalahan sosial masa kini, karena masyarakat sangat sulit keluar dari kondisi kemiskinan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kehidupan masyarakat hanya cukup untuk memenuhi kebuhan konsumtif rumah tangga, sehingga penghasilan yang diperoleh tidak mampu untuk melakukan ivestasi dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha. Lebih menarik perhatian Aceh pasca tsunami, sebahagian kecil masyarakat pesisir yang desanya tidak layak untuk dijadikan pemukiman penduduk maka direlokasikan ketempat yang baru, sehingga dari tempat yang baru tersebut masyarakat sulit beradap tasi karena kondisi alam yang tidak potensial dalam mengembangkan ekonomi rumah tangga. Akibat fenomena tersebut mayoritas para suami bekerja keluar, ada yang menjadi nelayan, petani dan juga ada yang menjadi buruh, sedangkan kaum ibu hanya menjadi menjadi ibu rumah tangga yang tidak produktif. Para ibu rumah tangga hanya duduk dirumah dengan tidak ada pekerjaan karena pengangguran yang dihadapinya. Penganguran ini terjadi karena tidak memiliki skill dalam bidang tertentu, hanya mengharapkan dari hasil kelautan dan penangkapan ikan di sungai. Sayangnya kemiskinan juga terjadi pada kaum lansia yang tidak memiliki keluarga yang produktif, dimana lansia tersebut walaupun akses transportasi yang jauh tetap mencari nafkah kesungai untuk mempertahankan kemiskinan ini di perparah dengan program pemerintah yang tidak tepat sasaran dalam memberdayakan keluarga miskin. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Gampong Cot Kumbang dan Gampong Suak ie beuso, pendekatan penelitian yaitu menggunakan metodelogi kualitatif, teknik penarikan sampel yaitu purposive sampling. Adapun hasil penelitian yaitu Jauhnya akses ekonomi masyarakat, kegagalan pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah dan LSM dan ketergantungan yang berlebihan masyarakat kepada Pemerintah. Keywords Kemiskinan, Keluarga, Desa, Ekonomi Lemah, Faktor Kemiskinan Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 299 PENDAHULUAN Kesejahteraan sosial merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena itu, Sasaran pembangunan kesejahteraan sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS. Penyandang masalah kesejahteraan sosial menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial 2008 meliputi anak balita terlantar, anak terlantar, anak nakal, anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan, lanjut usia terlantar, penyandang cacat, tuna susila, pengemis, gelandangan, bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan, korban penyalahgunaan NAPZA, keluarga berumah tidak layak huni, keluarga bermasalah psikologis, komunitas adat terpencil, korban bencana alam, korban bencana sosial atau pengungsi,, pekerja migran terlantar, orang dengan HIV/AIDS ODHA, keluarga rentan dan keluarga fakir miskin. Kemiskinan sebagai akar masalah dari permasalahan kesejahteraan sosial lainnya, karenanya rumah tangga sebagai unit terkecil masyarakat dapat menjadi ujung tombak ekonomi, yang diharapkan dapat berkembang pada keluarga yang lebih besar kerabat hingga pembentukan perkumpulan yang bersifat ekonomi lainnya. Sebaliknya, bila keluarga miskin tidak segera ditangani maka ia akan makin terpuruk, tidak mempunyai aset untuk produksi, tidak mempunyai keterampilan dan cenderung menjadi pasrah. Rumah tangga miskin seperti ini sangat rapuh dan makin terpuruk apabila kepala keluarga pencari nafkah meninggal, sakit, terkena pemutusan hubungan kerja, terkena bencana alam dan atau konflik sosial lainnya. Keluarga miskin tidak mempunyai kemampuan menghadapi resiko-resiko di atas, karena pada umumnya masyarakat/ keluarga miskin tidak mempunyai investasi atau aset. Sedangkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial seperti organisasi sosial lokal, kearifan lokal, modal sosial dan potensi alam yang bernilai ekonomis di sekitar lingkungan tempat tinggal masyarakat belum dimanfaatkan secara optimal. Modal sosial masyarakat Indonesia cukup beragam dan dapat dijadikan pilihan atau alternatif dalam penanganan permasalahan kesejahteraan sosial khususnya keluarga miskin di pedesaan. Putnam 2000 menunjukkan bukti bahwa pertumbuhan ekonomi sangat berkorelasi dengan kehadiran modal sosial. Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan baik apabila ciri-ciri berikut ini dimiliki oleh masyarakat 1 hadirnya hubungan yang erat antar anggota masyarakatnya dan 2 adanya para pemimpin yang jujur dan egaliter yang memperlakukan dirinya sebagai bagian dari masyarakat bukan sebagai penguasa. Ada saling percaya dan kerjasama di antara unsur masyarakat. Dalam penanganan kemiskinan di pedesaan, organisasi sosial lokal, modal sosial dan kearifan lokal menjadi aspek penting. Dengan Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 300 menumbuhkan, menggerakkan potensi dan sumber-sumber yang ada di masyarakat desa, maka akan tumbuh kemandirian masyarakat dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial di pedesaan. Karakteristik masyarakat yang berada di kawasan pesisir juga menghadapi berbagai pemasalahan yang menyebabkan kemiskinan. Febrianto & Rahardjo, 2005 menjelaskan pada umumnya mereka menggantungkan hidupnya dari pemanfaatan sumber daya laut dan pantai yang membutuhkan investasi besar dan sangat bergantung musim. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai nelayan kecil hanya mampu memanfaatkan sumberdaya di daerah pesisir dengan hasil tangkapan yang cenderung terus menurun akibat persaingan dengan kapal besar dan penurunan mutu sumber daya pantai. Hasil tangkapan juga mudah rusak sehingga melemahkan posisi tawar mereka dalam transaksi penjualan. Selain itu pola hubungan eksploitatif antara pemilik modal dengan buruh dan nelayan, serta usaha nelayan yang bersifat musiman dan tidak menentu menyebabkan masyarakat miskin dikawasan pesisir cenderung sulit untuk keluar dari jeratan kemiskinan belitan utang pedagang atau pemilik kapal . Secara sosio-kultural masyarakat pesisir merupakan suatu kelompok masyarakat yang akal budayanya pada mulanya dibangun atas panduan antara budaya maritime laut, pantai dan berorientasi pantai. Perbedaan mendasar masyarakat pesisir dan masyarakat agraris adalah pada akses terhadap sumberdaya. Sangat berbeda dengan sumberdaya lahan pada masyarakat agraris, laut merupakan sumber daya alam open acces sehingga siapapun dapat mengaksesnya. Sumber daya yang bersifat terbuka ini menyebabkan persaingan antar nelayan menjadi semakin keras. Tidak meherankan jika nelayan atau penduduk pesisir pada umumnya memiliki karakter yang keras. Terlebih risiko pekerjaan yang tinggi baik dalam keselamatan jiwa maupun ekonomi Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang potensi dan sumber yang dapat digali dan dikembangkan agar masyarakat mau berpartisipasi aktif dalam pemberian pelayanan sosial kepada masyarakat atau individu yang kurang beruntung, khususnya kepada keluarga miskin, dipandang perlu mengadakan penelitian secara mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena dan karakteristik keluarga miskin pedesaan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat disusun strategi meningkatkan keberdayaan keluarga miskin pedesaan di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan latar belakang permasalahan sosial keluarga miskin di pedesaan Kabupaten Aceh Barat di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut 1. Apa faktor penyebab keluarga miskin di pedesaan? 2. Bagaimana hubungan karakteristik dan ciri keluarga miskin, modal sosial, kearifan lokal, intervensi ekternal dan internal dengan keberdayaan keluarga miskin? Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 301 TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Pemikiran Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan seseorang, keluarga, kelompok, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan fisik pangan, sandang, papan dan non-fisik kesehatan, pendidikan dan rasa aman. Penanganan kemiskinan tidak mungkin hanya ditangani oleh pemerintah, tetapi juga perlu melibatkan masyarakat dan pihak swasta termasuk dunia usaha. Permasalahan kemiskinan adalah menyangkut kegagalan pemenuhan hak-hak dasar seperti terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutu pelayanan kesehatan, terbatasnya akses dan mutu layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, terbatasnya akses layanan perumahan, terbatasnya akses air bersih, sanitasi dan rasa aman, lemahnya kepastian penguasaan dan pemilikan tanah dan lemahnya partisipasi masyarakat. Di samping itu, kemiskinan disebabkan lemahnya penanganan masalah kependudukan, ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, kesenjangan antar daerah dan lain-lain. Untuk mengatasi kemiskinan tersebut diperlukan kemampuan pemerintah untuk membangun kerjasama dengan pihak swasta dalam hal ini pihak dunia usaha, masyarakat dan negara lain yang telah berhasil dalam upaya penanganan kemiskinan, sehingga hak-hak dasar seperti tersebut di atas dapat terpenuhi. Sesuatu yang tidak kalah penting dalam penanganan kemiskinan adalah memperluas partisipasi masyarakat, sehingga modal sosial dan kearifan lokal masyarakat mampu menyokong penanganan kemiskinan. Kemiskinan keluarga ditandai oleh ciri sosial ekonomi, ciri fisik, ciri psikologis dan ciri sosiologis. Kemiskinan pada hakekatnya tidak lepas dari kebodohan atau keterbelakangan suatu komunitas, baik di bidang pendidikan maupun kondisi sosial budaya masyarakat. Hal ini berarti bahwa, bila penanganan kemiskinan hanya dipusatkan pada satu aspek saja, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Misalnya penanggulangan kemiskinan yang hanya difokuskan pada bidang pendidikan, atau dengan cara memberikan dana yang melimpah, tidak akan menghasilkan output yang optimal. Oleh karena itu, pendekatan penanganan kemiskinan hendaknya dilaksanakan secara interdisipliner yaitu menyangkut bagaimana mengadakan perubahan sikap, peningkatan pengetahuan dan peningkatan keterampilan individu, kelompok maupun masyarakat. Masyarakat pedesaan di Indonesia sebagian besar mempunyai mata pencaharian bertani dengan kepemilikan lahan pertanian yang sangat terbatas. Di pandang dari aspek sosial ekonomi kepemilikan lahan pertanian yang terbatas ini, tidak memungkinkan petani mampu melepaskan diri dari kondisi kemiskinan tanpa modernisasi pertanian. Menurut Sajogyo 1991, perkembangan pertanian yang maju dan Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 302 berkelanjutan sustainable memerlukan dukungan 1 melalui riset dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara efisien dan berlanjut, sampai teknologi baru tersebut terjangkau oleh petani lahan sempit dan bermodal terbatas, 2 pengembangan kelembagaan yang mampu mendukung masyarakat petani dan desa dalam menyebarkan dan mengembangkan teknologi baru, termasuk penyediaan informasi dan pemecahan masalah di tingkat wilayah pelayanan, 3 pengembangan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam bentuk pelatihan keterampilan dan mendorong semangat kerjasama kelompok dan 4 pertumbuhan dan pelestarian barang modal, misalnya material, bibit unggul dan sumber plasma nutfah yang tetap terjangkau. Subyek penelitian ini adalah keluarga miskin di Gampong Cot Kumbang dan Suak Ie Beuso Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh. Dipilihnya permasalahan sosial keluarga miskin menjadi subyek penelitian, terkait dengan keberadaan keluarga miskin di pedesaan secara kuantitas jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan di perkotaan BAPPEDA Aceh, 2013. Terkait dengan hal di atas, penelitian didesain kualitatif. Pemahaman yang mendalam terhadap suatu fenomena sosial adalah yang penting. Irawan 2002 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami makna means yang berada dibalik fakta-fakta. Penelitian kualitatif bertujuan menjelaskan sesuatu apa adanya, yang memungkinkan peneliti memilih satu obyek penelitian untuk dikaji secara mendalam. Hasil penelitian dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran sesuai dengan kondisi yang nyata di lapangan. penelitian hendak menguji hubungan karakteristik keluarga miskin, wilayah, modal sosial, kearifan lokal, intervensi pemerintah maupun organisasi sosial/lembaga swadaya masyarakat dalam penanganan keluarga miskin dan ciri -ciri keluarga miskin ciri sosial ekonomi, fisik, psikologi, sosiologi hubungannya dengan keberdayaan keluarga miskin pedesaan. Pendekatan analisis data kualitatif digunakan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang permasalahan penelitian yang digali diantara informan atau subyek penelitian. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menggambarkan kompleksitas permasalahan sosial dan untuk menghindari keterbatasan pemahamanan atas suatu teori tertentu. Melalui pendekatan analisis data kualitatif , diungkap realita sosial secara menyeluruh atau komprehensif dan mendalam tentang permasalahan penelitian. Diharapkan dengan menggunakan kaidah kualitatif, dapat lebih mudah memahami permasalahan penelitian secara mendalam. Pengumpulan data Pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik wawancara mendalam indepth interview yang digunakan untuk menggali lebih dalam informasi, sehingga lebih memahami kondisi tingkat partisipasi masyarakat Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 303 berikut hambatan dan kemudahannya. Penggunaan berbagai teknik pengumpulan data dan teknik pencatatan dilakukan untuk menjamin hasil penelitian yang netral, yang lebih menggambarkan keadaan sesungguhnya dan lebih menjamin kebenaran data. Berdasarkan hal tersebut di atas maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 1. Sumber data dan teknik pengumpulan data No Data dan Informasi yang ingin diperoleh Sumber data/informasi Teknik Pengumpulan Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Peraturan daerah yg terkait pemberdayaan kk miskin Gambaran karakteristik wilayah dan kependudukan lokasi penelitian Hasil penelitian terkait penanganan kk miskin Kepercayaan sosial trust Hubungan timbal balik Sikap terhadap penanganan keluarga miskin Pengetahuan masyarakat terhadap keluarga miskin Keterampilan menggali dan mengembangkan sumber terkait persoalan kk miskin Pola penanganan keluarga miskin oleh kerabat, orsos/LSM/ pemerintah. Keberdayaan kk miskin keberdayaan sosial, Pemda Kabupaten Aceh Barat Aparat kecamatan, desa Perpustakaan Masyarakat kk miskin Tokoh adat, tokoh pemuda, agama, wanita, LSM, kk miskin Tokoh adat, tokoh pemuda, agama, wanita, LSM, kk miskin Tokoh adat, tokoh pemuda,agama,wanit, LSM, kk miskin Tokoh adat, tokoh pemuda, agama, wanita, LSM, kk miskin Tokoh adat, tokoh pemuda,agama,wanita,LSM, kk miskin Keluarga miskin, kerabat, tokoh masyarakat,LSM Studi dokumentasi Studi dokumentasi Studi dokumentasi Deep Interview Deep Interview Deep Interview Deep Interview Deep Interview Deep Interview Deep Interview Deep Interview Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 304 ekonomi, psikologis aparat pemerintah. Analisa Data Kualitatif Penelitian kualitatif dilakukan tiga jalur analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Melalui reduksi data maka dilakukan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transf ormasi data dasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini dilakukan secara terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, sebagaimana nampak dari kerangka konseptual, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang ditetapkan Mileset al. 1984. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Fenomena Kemiskinan di Aceh Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya pandangan berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Aceh menerima pukulan yang keras dari krisis keuangan pada tahun 1997-1998, samahalnya dengan daerah-daerah lain di Indonesia, yang berakibat pada tingkat pertumbuhan yang negatif selama empat tahun berturut-turut. Setelah tahun 2001, sementara daerah-daerah lain di Indonesia telah pulih dan mulai bertumbuh, ekonomi Aceh terus mengalami penurunan. Salah satu penyebab kurangnya pemulihan adalah konflik yang berkepanjangan, selain itu terdapat banyak faktor struktural penyebab kinerja Aceh yang lemah, seperti rendahnya tingkat investasi, basis sumberdaya manusia yang relatif rendah, kesulitan prasarana karena terabaikan dan kerusakan selama konflik serta kurangnya diversifikasi ekonomi. Pertumbuhan negatif terus berlanjut sampai pada tahun 2004, sehingga menyebabkan tingkat kemiskinan naik dua kali lipat dari tingkat Nasional . Secara umum “miskin” adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya, dan tak mampu memanfaatkan tenaga, mental dan pikirannya dalam kelompok tersebut. Menurut Mahatma Gandhi, kemiskinan adalah kekerasan dalam bentuk yang paling buruk’. Sedangkan menurut Amartya Sen, orang jadi miskin karena mereka tidak bisa melakukan sesuatu, bukan karena tidak memiliki sesuatu’. Maka kunci pemberantasan kemiskinan menurutnya adalah akses, yaitu akses lembaga pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Kemiskinan merupakan konsep multi-dimensi tentang kesejahteraan manusia yang meliputi berbagai ukuran tradisional tentang kemakmuran, seperti Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 305 pendapatan, kesehatan, dan keamanan. Konsumsi rumah tangga dipandang oleh para ahli ekonomi sebagai sebuah rangkuman ukuran umum tentang sumberdaya rumah tangga yang tersedia dan karenanya menjadi dimensi yang lebih disukai untuk memaulai kajian tentang kemiskinan. Kemiskinan di Aceh sedikit meningkat pasca bencana tsunami, dari 28,4 persen pada tahun 2004 mencapai 32,6 persen pada tahun 2005. Peningkatan tersebut termasuk relative kecil mengingat besarnya kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh tsunami dan juga mencerminkan dampak yang positif dari upaya awal rekontruksi. Tingkat kemiskinan turun pada tahun 2006 hingga mencapai 26,5 persen, lebih rendah dari tingkat kemiskinan sebelum tsunami. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemiskinan yang berkaitan dengan tsunami tidak berlansung lama dan aktivitas rekontruksi kemungkinan besar memfasilitasi penurunan tersebut. Pada tahun 2006 tingkat kemiskinan di Aceh menurun, sementara tingkat kemiskinan diwilayah lain meningkat, Kemiskinan di Aceh tetap jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Menurut Towsend kemiskinan didasari pada tingkat kebutuhan dasar, pendekatan ini memiliki dua elemen kunci, pertama ialah pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan subsistem akan pangan, papan, pakaian dan barang-barang rumah tangga tertentu, dan kedua jasa-jasa penting tertentu seperti air minum yang aman, sanitasi, transportasi umum, pelayanan kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan alamiah natural, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah. Artinya suatu masyarakat menjadi miskin karena secara alamiah memang ada, dan bukan bahwa aka ada kelompok atau individu di dalam masyarakat tersebut lebih miskin dari yang lain. Faktor Penyebab Kemiskinan Kemiskinan dicirikan oleh rendahnya pendapatan dan cenderung tidak menentu setiap saat. Rendahnya pendapatan ini berujung pada sulitnya mengakses pendidikan dan kesehatan yang layak. Rendahnya pendidikan menyebabkan lemahnya daya saing rumah tangga miskin dalam memperebutkan peluang pekerjaan yang lebih layak secara ekonomi. Selain itu tingkat pendapatan yang rendah menyebabkan kemampuan untuk melakukan akumulasi modal menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, rumahtangga miskin tidak dapat mengakses teknologi yang mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka. Keadaan ini sangat sesuai dengan teori lingkaran kemiskinan. Akses pendapatan yang diperoleh dihabiskan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Peluang untuk melakukan Investasi tidak dapat dilakukan karena rendahnya tingkat pendapatan. Sebenarnya rumah tangga miskin mempunyai kesempatan untuk mengakses modal finansial melalui lembaga pengkreditan. Namun demikian, Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 306 akses ini tidak digunakan dengan baik karena sulitnya persyaratan yang harus di penuhi. Salah satu akses untuk mendapatkan modal finansial adalah dengan memanfaatkan ikatan kekerabatan yang ada. Pertumbuhan Ekonomi yang Rendah di Aceh Pertumbuhan ekonomi telah diidentifikasikan sebagai salah satu pendorong utama pengurangan kemiskinan. Sebagian besar Negara yang berhasil mengurangi kemiskinan secara signifikan dalam jangka waktu yang lama berpengaruh demikian ketika ekonominya berkembang. Laju pengurangan kemiskinan akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa sangat berbeda, tergantung pada ketidak adilan dan pola distribusi pertumbuhan . Apabila pertumbuhan memberi keuntungan terutama bagi mereka yang mampu, kemiskinan akan berkurang lebih lambat. Timmer 2007 menjelaskan panjang lebar penyebab utama dan pilihan kebijakan yang memungkinkan Idonesia untuk memperoleh manfaat dari pertumbuhan yang berpihak kepada golongan miskin untuk jangka waktu lama. Ia mengidentifikasikan adanya integrasi yang erat antara pasar tenaga kerja pedesaan dan perkotaan serta peningkatan produktivitas pertanian melalui investasi dalam prasarana pedesaan dan prasarana pertanian di antara faktor-faktor utama untuk pertumbuhan yang berpihak pada golongan miskin di Indonesia. Baik laju maupun pola-pola pertumbuhan akan menjadi penting untuk usaha pengurangan kemiskinan di Aceh . Pemberdayaan Masyarakat Relokasi Pemberdayaan merupakan salah satu pendekatan untuk mengatasi persoalan kemiskinan, ketidak berdayaan dan kerentanan masyarakat lemah. Ide dasar adalah untuk mewujudkan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab. Secara lebih spesifik pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses yang terencana dan sistematis, yang dilakukan secara berkesinambungan, baik bagi individu atau kolektif, guna mengembangkan daya potensi dan kemampuan yang terdapat dalam diri sendiri sehingga mampu melakukan transformasi sosial. Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program pemberdayaan, yaitu kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/kemandirian, dan keberlanjutan. Kesetaraan Dalam proses pemberdayaan masyarakat harus adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan masyarakat maupun di antara laki-laki dan perempuan. Tidak Ada dominasi kedudukan di antara pihak-pihak tertentu. Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 307 Partisipasi Broody dan Rogers dalam Sutrisno dan Widodo 1993 mengatakan bahwa kemandirian masyarakat akan tumbuh dalam lingkungan yang banyak menawarkan pilihan sekaligus tantangan dalam mencapai kesempurnaan kepribadian. Masyarakat akan terbiasa berpikir kreatif untuk menentukan pilihan yang dianggapnya terbaik dan biasa memikul tanggung jawab atas konsekuensi yang timbul karena pilihannya . Program pemberdayaan yang dapat menstimulasikan kemandirian masyarakat adalah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi, dan dievaluasi oleh masyarakat. Namun untuk sampai pada tempat tersebut perlu waktu dan proses pedampingan yang melibatkan pedamping yang berkomitmen tinggi terhadap pemberdayaan masyarakat. Keswadayaan/Kemandirian Menurut Verhagen, 1996 Prinsip keswadayaan adalah menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat daripada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang miskin sebagai obyek yang tidak berkemampuan the have not, melainkan sebagai subyek yang memiliki kemampuan serba sedikit the Have litte. Prinsip ini mulailah dari apa yang mereka punya’, menjadi panduan untuk mengembangkan keberdayaan masyarakat. Sementara bantuan teknis harus secara terencana mengarah pada peningkatan kapasitas, sehingga pada akhirnya pengelolaannya dapat dialihkan kepada masyarakat sendiri yang telah mampu mengorganisir diri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya Keberlanjutan Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada awalnya peran pedamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri. Tetapi secara pelahan dan pasti, peran pedamping akan makin berkurang, bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola kegiatannya sendiri. Hasil Pembahasan Untuk melihat hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka di jelaskan pada Tabel 1 Tabel 1. Karakteristik Kemiskinan di Gampong Cou Kumbang dan Gampong Suak Ie Beuso No Aspek-Aspek Terkait Informan Gampong Cot Kumbang Gampong Suak Ie Beuso1 Kondisi Menjadi Pengangguran Kemiskinan masyarakat Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 308 Keluarga Miskin karena kehilangan pekerjaan, yang dulunya sebagai nelayan sekarang sudah menjadi buruh. sangat terasa ketika direlokasi karena transfortasi masyarakat harus menempuh akses transportasi yang jauh dari relokasi menuju gampong asal untuk bekerja. 2 Pola penanganan diberikan kepada Keluarga miskin oleh NGO dan Pemerintah Bantuan dari NGO Tirfan berupa bidang pertanian, Bantuan Nelayan dari NGO CWS dan dinas peternakan lembu sebanyak 27 ekor dari Pemerintah Aceh Barat, namun dari penduduk miskin yang ada tidak memperolehnya Lahan sawit 97 hektar dibagi 140 KK, karena yang diberikan lahan gambut menyebabkan gagal panen, Begitpun Bantuan nelayan dari dinas perikanan hanya mampu dimanfaatkan sementara saja seperti alat-alat penangkapan ikan 3 Proses pelaksanaan program oleh pemerintah kepada keluarga miskin Pemerintah melaksanakan program sesuai dengan pengajuan kebutuhan dan keinginan masyarakat melalui proposal Pemerintah melaksanakan program sesuai dengan pengajuan oleh pemerintah Gampong 4 Hubungan timbal balik antara Keluarga miskin dengan keluarga yang tergolong lebih mampu Saling tolong menolong antara warga miskin dengan yang mampu Individual antara keluarga lebih mampu terhadap keluarga miskin. Karena menganggap dalam status social yang tidak sama. 5 Sikap penanganan Terhadap KK miskin dalam pelaksanaan program pemerintah Melibatkan masyarakat melalui kelompok, jika berhasi akan dibagi merata Masyarakat miskin dilibatkan aktif dalam melaksanakan program pemerintah. Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 309 6 Kepercayaan Sosial Trust Orang miskin berpendapat supaya ada simpan pinjam uang dari pemerintah desa. Masyarakat miskin mengaspirasikanadanya jalan pintas untuk pulang ke kampong asal demi kemandirian ekonomi masyarakat . 7 Program pemerintah mengatasi persoalan keluarga miskin Program pemerintah hanya skala pemberian bantuan tanpa penyuluhan mengenai kemandirian bantuan. Program pemerintah hanya mengenai keinginan aparatur desa bukannya sesuai dengan kebutuhan KK miskin 9 Upaya lainnya pemerintah mengatasi persoalan kemiskinan Tidak ada Upaya pemerintah tanpa mengajukan proposal. Adanya insfrastruktur bangunan jalan pintas yang melintasi Gampong Seuneubok Teungoh dengan Suak Ie Beuso. 10 Pelayanan Pemerintah untuk penduduk miskin Pelayanan Pemerintah hanyalah lahan 24 desa yang sulit untuk dikembangkan perekonomian, selain itu bantuan dana BKPG, ADG, PMPM mandiri. sehingga Pemerintah desa membuka simpan pinjam bagi penduduk Gampong sebagai pemerintah untuk penduduk miskin diberikan pelayanan berupa BKPG, ADG, dan PMPM mandiri. Dari pelayanan tersebut ada dibukanya simpan pinjam dan tidak semua orang meminjamnya karena sesuai aturan penminjamaannya. 11 Hak memperoleh bantuan dari Pemerintah oleh penduduk miskin Manfaat kelompok adalah, membagikan lembu secara merata kepada warga, namun kelompok tersebut mengabaikannya. Setiap warga Gampong berhak memperoleh dan diizinkan untuk Setiap warga berhak memperoleh simpan pinjam, akan tetapi kebanyakan masyarakat tidak menagambilnya dikarenakan ketakutan tidak sanggaup membanyar Setiap warga berhak Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 310 melakukan simpan pinjam, namun warga menyalah gunakan simpan pinjam tersebut untuk kebutuhan konsumtif. memperoleh kebun sawit dan bibit karet. 12 Perlakuan pemerintah dalam memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal penduduk miskin Terjadinya kegagalan Pemerintah dalam melakukan pendampingan masyarakat secara kontinyu Kurangnya kontrol Pemerintah terhadap bantuan yang telah diberikan, sehingga menimbukan kegagalan pemberdayaan dalam masyarakat. 13 Dampak bantuan Pemerintah terhadap kehidupan orang miskin Dampak bantuan pemerintah kepada penduduk miskin menjadi rebutan bagi kelompok tertentu karena dibagi tidak merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan. Dampak bantuan Pemerintah kepada masyarakat, selalu menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada Pemerintah. 14 Hambatan pemerintah dalam melaksanakan program bantuan bagi penduduk miskin Hambatan pemerintah dalam melaksanakan program bantuan bagi penduduk miskin yaitu tidak melakukan pemberdayaan secara berkelanjutan, tapi pemberdayaan dilakukan secara singkat saja. Lahan sawit yang diberikan tidak cocok untuk menanam sawit karena berair, pemerintah tidak membangun jalan untuk mudahnya masyarakat mengeluarkan hasil pertaniaanya. 15 Menimalisirkan dan mengatasi angka kemiskinan di relokasi Masalah angka kemiskinan di relokasi sulit untuk diminimalisir karena pendapatan masyarakat hnya cukup untu kebutuhan rumah tangga dan tidak sempat untuk melakukan investasi. Masalah kemiskinan sulit diatasi di masyarakat relokasi, karena para ibu rumah tangga hanya menjadi penganguran karena keterbatasan sumber daya alam dan sumber Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 311 daya manusia. 16 Hambatan orang miskin untuk berkembang menjadi orang yang mampu -Hilangnya mata pencaharian -Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran -Kurangnya trasparansi dalam Gampong -Jika memiliki modal pinjaman, maka salah digunakan oleh masyarakat -Ibu-ibu banyak pengangguran. -Ketergantungan berlebihan masyarakat kepada pemerintah. -Beralih profesi karena hilangnya mata pencaharian -Lahan yang sempit -Bantuan yang diberikan kurang diberdayakan -para ibu-ibu banyak penganguruan -Pemberdayaan masyarakat yang tidak berkelanjutan -Jauhnya akses ekonomi, karena harus pulang ke Gampong asalnya, dan harus keluar ke profesi yang lain. -Ketergantungan masyarakat berlebihan kepada Pemerintah. Tabel 1. Diolah dari hasil penelitian Dari hasil Penelitian yang dilakukan maka dapat di kekemukakan beberapa karakteristik dan fenomena kemiskinan yang terjadi di Gampong Cot Kumbang dan gampong Suak Ie Beuso ,diantaranya adalah ; Jauhnya Akses Perekonomian Masyarakat relokasi mengalami kemiskinan karena jauhnya akses transportasi dalam menuju tempat untuk mencari nafkah, karena sandang, pangan dan papan yang menjadi konsumtif lebih tinggi, maka membutuhkan pendapatan yang layak untuk mewujudkan kesejahteraan. Namun dari pada itu akses trasnportasi yang sangat jauh sehigga mempersulit para kaum ibu untuk bekerja. Sedangkan dilokasi relokasi tidak mempunyai lahan yang produktif. Dengan tidak ada lahan yang produktif sehingga kaum ibu banyak yang pengangguran. Perlakuan pemerintah terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya lokal penduduk miskin dengan tidak melakukan pemberdayaan secara efisien, sehingga kemiskinan tidak bisa dihindari dari kehidupan masyarakat relokasi, Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 312 karena kondisi kemiskinan yang terjadi pada masyarakat relokasi saat ini merupakan kemiskinan natural atau kemiskinan yang terjadi secara alamiah. Dimana kemiskinan ini terjadi akibat kondisi tempat tinggal masyarakat yang tidak produktif, disamping lahan yang diberikan sangat sempit juga tidak memiliki potensi alam perikanan dan pertanian. Kegagalan Pemeberdayaan Masyarakat Oleh Pemerintah dan LSM Kegagalan pemberdayaan masyarakat menjadi suatu masalah besar bagi kehidupan masyarakat relokasi, karena pemberdayaan masyarakat secara kontinyu akan menuju masyarakat yang mandiri. Namun saat ini kehidupan masyarakat relokasi sangat sulit untuk mengembangkan diri, karena pemberdayaan yang dilakukan baik dari NGO maupun pemerintah hanya untuk menjalankan program semata, selesai program maka masa pemberdayaan berakhir. Jika pemberdayaan dilakukan terus menerus maka kemiskinan akan mampu untuk di minimalisir dikalangan masyarakat relokasi. Ketergantungan Masyarakat Yang Berlebihan Kepada Pemerintah Masyarakat relokasi tidak terlepas dari ketergantungan, dimana kondisi masyarakat dengan alasan lahan sempit yang diberikan oleh Pemerintah dan tidak memiliki sumber daya alam disekelilingnya sengga selalu menumpu harapan pada sifat ketergantungan diri pada Pemerintah. Sebenarnya pemerintah sudah sangat banyak memberikan bantuannya kepada masyarakat relokasi namun masyarakat tidak mengelola secara efisien. Karena masyarakat relokasi ini memanfaatkan bantuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan hidupnya, sehingga sangat sulit untuk memandirikan masyarakat relokasi untuk menjadi masyarakat yang produktif selama ketergantungan tersebut belum dilupakan dalam kehidupannya. PENUTUP Berdasarkan hasil wawancara dengan respoden, peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi kesimpulan, 1. Secara Historis, penyebab kemiskinan di Aceh selama mengalami dua periode yang sangat signifkan dalam perubahan kemiskinan diantaranya , periode masa konflik,dan periode masa bencana Tsunami. 2. Kemiskinan disebabkan besarnya pengeluaran dibandingkan pendapatan. Salah satunya Masyarakat relokasi Ketika berdomisili di wilayah pesisir kondisi ekonomi masyarakat mencapai taraf kesejahteraan karena potensi alam yang strategis dan produktif. Ketika berdomisili di relokasi tsuami menjadi ujung tombak penumpang ekonomi keluarga, yang menempuh jarak akses transportasi dalam mencari nafkah. Sedangkan perempuan hanya menjadi ibu rumah tangga yang tidak produktif karena kondisi geografis yang tidak berpotensi produktif. Bahkan ada keluarga yang tidak konsumsi Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 313 makanan dalam sewaktu, namun dari kehidupan social saling membantu satu sama lain untuk membantu para janda tua. 3. Adapun bantuan dari Pemerintah dan NGO yang diberikan kepada masyarakat, namun tidak mewujudkan kemandirian masyarakat, karena terjadinya kegagalan pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah dan NGO atau LSM. Kegagalan pemberdayaan masyarakat itu terjadi karena pemberdayaan masyarakat yang dilakukan hanya bersifat sementara, dan tidak ada kontrol sosial setelah bantuan itu dikerahkan. Kemiskinan sulit diminimalisirkan dalam kehidupan masyarakat miskin selama ketergantungan masyarakat pada Pemerintah belum ditinggalkan dalam kehidupannya. REFERENSI Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia-Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua Cetakan VII. Yogyakarta Pustaka Pelajar [BAPPEDA Aceh]. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2012 – 2017. Banda Aceh Bappeda Aceh. BRR NAD-NIAS. 2008. Kajian Kemiskinan Di Aceh Dampak Konflik, Tsunami, dan Rekonstruksi Terhadap Kemiskinan Di Aceh. The Word Bank Jakarta. Irawan P. 2002. Logika dan Prosedur Penelitian; Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Muda. Jakarta STIA-LAN Press. Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta Penerbit Andi. Maleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial. 2008. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Jakarta Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial. Putnam, 2000. Bowling Alone The Collepse and Revival of American Community. New York Simon and Schuster. Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Sajogyo. 1991. Penanggulangan Kemiskinan; Beberapa Pokok Bahasan. Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746 314 Singarimbun S, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta; LP3ES. [13] Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta PT. Raja grafindo Persada. Soetrisno. R. 2001. Pemberdayaan Masyarakat dan Upaya Pembebasan Kemiskinan. Philosophy Press Jakarta. [Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. PT. Bina Rena Pariwara Jakarta Selatan. Timmer, 2007. How Indonesia Connected the Poor to Rapid Ekonomik Grawth, in Word Bank, 2007, “Dellivering on the Promise of Pro Poor Growth-Insigths and Lessons From Country Experiences”, diedit oleh Timothy Besley dan Loise J. Cord. Townsend. 1993. Poverty. Dalam Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedia Ilmu-ilmu sosial. Diterjemahkan Haris Munandar, dkk. PT Raja Grafindo Persada Jakarta. Widodo, Slamet. 2011. Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin Di Daerah Pesisir. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Bangkalan Indonesia. World Bank. 2007a. Investing in Indonesia’s Education Allocation, Equity, and Efficiency of Public ... Kemiskinan merupakan suatu permasalahan sosial masa kini, karena masyarakat sangat sulit keluar dari kondisi kemiskinan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena masyarakat di desa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumtif rumah tangga, sehingga penghasilan yang diperoleh tidak mampu untuk melakukan investasi dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha Maifizar, 2018. 2006, agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian. ... Eko SudarmantoNenny Ika Putri SimarmataLuthfi ParinduriDina ChamidaBuku ini terdiri dari beberapa bahasan, mulai dari bahasan tentang pengembangan sumber daya manusia, karakter manusia, pendidikan dan pelatihan SDM, komunikasi persuasif, kekuatan media, hingga perencanaan pengembangan SDM dan Pengawasan, pengendalian, riset SDM. Dengan bahasan yang cukup lengkap tersebut, kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi semua pihak yang memerlukannya.... dan yang terpenting dalam pengentasan kemiskinan diperlukannya partisipasi masyarakat, sehingga modal sosial dan kearifan lokal masyarakat mampu mendukung penanganan kemiskinan. Maifizar 2016 BAPPENAS mengeluarkan indikator kemiskinan dari berbagai sisi kebutuhan kehidupan, antara lain 1 terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; 2 terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; 3 terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan; 4 terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha; 5 lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah; 6 terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi; 7 terbatasnya akses terhadap air bersih; 8 lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah; 9 memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam; 10 lemahnya jaminan rasa aman; 11 lemahnya partisipasi; 12 besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga; 13 tata kelola pemerintah yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat Sahdan 2005. ... Tuti AlawiyahFarhan SetiawanThis article aims to answer problems related to the factors causing poverty in rural communities, how to eradicate poverty with local wisdom approaches, and how to empower rural communities in the poverty reduction process. The method in this study is to use a literature study. This study indicates that the factors that cause poverty in rural communities are as follows regional conditions, weak economic growth, low education, inequality, a sense of dependence, and comfort in the zone. Poverty alleviation through local wisdom can be done by exploring natural resources and self-potential that exist in rural communities. Then the empowerment of rural communities in the poverty reduction process requires four principles equality, participation, independence, and ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terkait dengan faktor penyebab kemiskinan pada masyarakat pedesaan, bagaimana mengentaskan kemiskinan dengan pendekatan kearifan lokal, dan bagaimana memberdayakan masyarakat pedesaan dalam proses penanggulangan kemiskinan. Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kemiskinan pada masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut kondisi wilayah, pertumbuhan ekonomi yang lemah, pendidikan yang rendah, ketimpangan, rasa ketergantungan, dan kenyamanan dalam zona. Pengentasan kemiskinan melalui kearifan lokal dapat dilakukan dengan menggali sumber daya alam dan potensi diri yang ada pada masyarakat pedesaan. Kemudian pemberdayaan masyarakat pedesaan dalam proses penanggulangan kemiskinan membutuhkan empat prinsip kesetaraan, partisipasi, kemandirian, dan keberlanjutan.... Pasca tsunami, sebagian kecil masyarakat pesisir yang desanya tidak layak untuk dijadikan pemukiman penduduk maka direlokasikan ketempat yang baru, dari tempat yang baru tersebut masyarakat sulit beradaptasi karena kondisi alam yang tidak potensial dalam mengembangkan ekonomi rumah tangga. Fenomena itu mayoritas para suami bekerja keluar, ada yang menjadi nelayan, petani dan juga ada yang menjadi buruh, sedangkan kaum ibu hanya menjadi buruh rumah tangga yang tidak produktif Maifizar, 2016. ...... Maka perlu upaya-upaya signifikan diberbagai bidang yang dapat mengembalikan martabat masyarakat miskin. Pengembangan kawasan pedesaan bagi masyarakat miskin khususnya di Kabupaten Aceh Utara baik yang mengalami langsung musibah Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami, korban konflik maupun masyarakat miskin lainnya, mendesak dipulihkan karena telah berdampak sangat buruk bagi sendi-sendi kehidupan masyarakat itu sendiri, masyarakat umum maupun pemerintah Maifizar, 2018 ...Rudi KurniawanTakdir TakdirHadi IskandarRomi AsmaraDemi terlaksananya penanganan fakir miskin dalam rangka pemberian bantuan sosial kepada fakir miskin yang optimal, efektif dan efisien yang dilaksanakan instansi pemerintah, perlu ditinjau ulang dari segi penetapan penerima bantuan sosial oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten yang bersumber dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial DTKS pada Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation SIKS-NG serta perlu dilaksanakan proses monitoring dan evaluasi terhadap penerima bantuan sosial yang tidak layak guna dilakukan graduasi mandiri dan sejahtera, sehingga menghasilkan pemberian bantuan sosial yang tepat sasaran. Berdasarkan uraian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat secara dekat bagaimana Optimalisasi Pemberian Bantuan Sosial Kepada Fakir Miskin pada Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Utara serta kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya. Jenis Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah jenis pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan sosial terhadap fakir miskin yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara semakin kompleks dan terus berkembang. Kondisi ini menuntut Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk memberikan prioritas terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial di bidang Penanganan Fakir Miskin. Hal ini relevan dengan populasi dan kompleksitas permasalahan sosial yang ada di Kabupaten Aceh Utara yang cenderung mengalami peningkatan.... Pengentasan kemiskinan merupakan persoalan yang sampai saat ini belum bisa untuk diatasi pemerintah pusat dan daerah pada khususnya. Karakteristik kemiskinan ini semakin memburuk karena adanya program-program pemerintah yang tidak tepat sasaran dalam memberdayakan keluarga miskin Maifizar, 2018. ...Program pembangunan ekonomi nasional berbasis perikanan dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat menanggulangi permasalahan ketimpangan wilayah dan keterbatasan modal usaha perikanan. Sejak tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia telah melaksanakan program pemberdayaan kepada kelompok nelayan dan kelompok pembudi daya ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja program pemberdayaan masyarakat melalui skema Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan PNPM Mandiri KP pada perikanan tangkap dan budi daya di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016 di Kabupaten Lombok Timur. Data primer dikumpulkan dengan cara survei dan informan dipilih secara purposive sampling dilengkapi dengan data sekunder dari berbagai sumber. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk melakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek penentuan lokasi bantuan harus diprioritaskan untuk lokasi yang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian utama usaha perikanan. Program bantuan perikanan tangkap memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar dibandingkan dengan program bantuan perikanan budi daya. Ini dapat dilhat dari dampak program dan potensi keberlanjutan program Fisheries Empowerment in East Lombok Regency, Nusa Tenggara Barat ProvinceThe National economic development program based on fisheries and rural area is directly or indirectly address to disparity problem of the region and financial limitation in fisheries. Since 2010, Ministry for Marine Affairs and Fisheries MMAF of Indonesia had implemented the empowerment program for fishermen and farmer groups. This study aimed to analyze the performance of community empowerment program namely the National Program for Community Empowerment in Marine and Fisheries or PNPM Mandiri KP for capture fisheries and aquaculture in East Lombok Regency. West Nusa Tenggara Province. This research was conducted in 2016. Primary data were collected through a survey and key informants were selected purposively, and supported by secondary data from various sources. Quantitative descriptive analysis was used for data analysis. The results shows that the aspect of location should be prioritized for the community who have major livelihood activity in fisheries sector. The program in capture fisheries have a greater opportunity of successful compared with aquaculture programs. It can be seen from impac of the program and potency of the program communication as a new approach in community empowerment with the spirit of voicing the voiceless, building the empowered, placing humans as subjects not objects. Contribute to the development process in the context of the diffusion of innovation as a means of modernization with the presence of information technology to make it easier. Powerlessness is a reflection of the failure of the human-centered development process. This study aims to identify and describe the communication of coastal community empowerment in Meunasah Asan East Aceh Village in increasing active participation in maintaining the mangrove ecosystem. Revealing socio-economic changes in the participatory development process as an illustration of the empowerment of coastal communities in maintaining mangrove ecosystems with an empowerment communication approach, communication actions based on local wisdom, social welfare and strengthening social capital. Data were collected through observation, interviews, focus group discussions and documentation. The results showed; when the community's mindset changes at the Gampong level in utilizing, maintaining the mangrove ecosystem is able to bring it to a different pattern of behavior than before. This change can be seen in the process of helping themselves to get out of the stigma as poor marginalized coastal communities by utilizing and maintaining the potential of mangroves and other coastal areas. Active participation shows the community's empowerment in communicating which drives a living condition based on the existence of religious values, norms, customs, culture as local wisdom that is mutually agreed to strengthen social welfare and social capital. Social capital works internally in the Meunasah Asan community in forming exclusive social ties as a social bridge with external parties who have relatively different characteristics. The pattern of relationships that occur is bound by trust, mutual understanding and shared values that bind the community in acting together efficiently and effectively. The role of the community caring for mangroves is to create a public space for coastal communities to communicate, express, so as to foster mutual concern. Social groups as the most effective forum for empowerment enable individuals to organize themselves in groups so that a dialogical process occurs that fosters and strengthens mutual SulistiyantoUntoro ApsiswantoAris SetiawanABSTRAK Banyak hal yang mempengaruhi tingginya angka kemiskinan di Indonesia antara lain faktor yakni pekerjaan, nilai tukar petani, dan nilai upah minimum di pedesaan. banyaknya masyarakat desa yang mendaftarkan diri secara kolektif. Dalam hal ini masyrakat atau keluarga miskin merasa hanya orang tertentu yang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat. Metode simple additive weight dipilih karena metode ini menentukan penilaian kriteria keluarga miskin berdasarkan kriteria dari pihak kelurahan desa nampirejo, kemudian dilanjutkan dengan proses seleksi keluarga miskin secara sehingga menghasilkan perangkingan, dalam hal ini solusi yang dimaksud adalah hasil seleksi berdasarkan perangkingan menggunakan metode simple additive weight yang terkomputerisasi. sistem pendukung keputusan ini digunakan untuk mempermudah pihak kelurahan desa nampirejo dalam menyeleksi masalah penerima bantuan keluarga miskin. Kata kunci Simple Additive Weighting, Sistem Pendukung Keputusan, Keluarga Miskin, Web. Slamet Widodohis research aims at knowing the factors causing poverty in research area, knowing livelihood strategy by poor households and constructing sustainable livelihood strategy based on the real condition in community. This research is conducted in Kwanyar village, Kwanyar subdistrict of Bangkalan Regency. Data were collected with PRA, FGD method and participative observation involving poor households in research area. Data were analysed with descriptive qualitative method. The result shows that poverty is caused by lack of access to capital, particularly financial capital. This becomes a matter in which fishermen cannot access physical capital as modern catching technology. Livelihood strategy which is conducted by poor household of fishermen consists of economic and social strategies. Economic strategy is conducted with double livelihood pattern, utilizing households worker and migration. Otherwise, social strategy is perfomed with kinship pattern. Traditional welfare organization has also important role for poor households in fulfilling daily needs. In addition, social capital also contributes significantly for livelihood strategy in that area and it becomes one of attentions in arranging sustainable livelihood D. PutnamVideo-based media spaces are designed to support casual interaction between intimate collaborators. Yet transmitting video is fraught with privacy concerns. Some researchers suggest that the video stream be filtered to mask out potentially sensitive ...Rencana Pembangunan Jangka Menengah AcehBappeda AcehBAPPEDA Aceh]. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2012 -2017. Banda Aceh Bappeda dan Prosedur PenelitianP IrawanIrawan P. 2002. Logika dan Prosedur Penelitian;Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSSJonathan SarwonoJonathan Sarwono. 2006. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta Penerbit Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan SosialMaleongMaleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial. 2008. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Jakarta Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan 1991. Penanggulangan Kemiskinan;Beberapa Pokok BahasanBeberapa Pokok Bahasan. Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Community; Volume 2, Nomor 3, Oktober 2016 ISSN 2477-5746Metode Penelitian Survai. Jakarta; LP3ESS SingarimbunS EffendiSingarimbun S, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta; Suatu Pengantar. Jakarta PT. Raja grafindo PersadaSoerjono SoekantoSoekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta PT. Raja grafindo Persada.
Memilikikemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. 1, Kemiskinan Absolut Adalah keadaan miskin yang diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti untuk makan, pakaian, pendidikan kesehatan, transportasi, Kemiskinan Relatif Adalah keadaan miskin yang dialami individu atau kelompok Jika batas kemiskinan misalnya Rp. per kapita per bulan, seseorang yang memiliki pendapatan Rp. per bulan secara absolut tidak miskin, tetapi jika pendapatan rata-rata masyarakat setempat adalah Rp. maka secara relatif orang tersebut orang miskin. Kemiskinan Kultural Mengacu pada sikap, gaya hidup, nilai orientasi sosial budaya seseorang atau masyarakat yang tidak sejalan dengan etos kemajuan modernisasi. Sikap malas, tidak memiliki kebutuhan berprestasi needs for achievement, fatalis, berorientasi ke masa lalu, tidak memiliki jiwa wirausaha adalah beberapa karakteristik yang menandai kemiskinan kultural. Kemiskinan Struktural Adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh ketidakberesan atau ketidakadilan struktur, baik struktur politik, sosial, maupun ekonomi yang tidak memungkinkan seseorang atau sekelompok orang menjangkau sumber-sumber penghidupan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Para petani yang tidak memiliki tanah sendiri atau hanya memiliki sedikit tanah, para nelayan yang tidak mempunyai perahu, para pekerja yang tidak terampil unskilled labour, termasuk ke dalam mereka yang berada dalam kemiskinan. Jadi kalau melihat diatas bahwa haketnya miskin itu bukan saja pengakuan seseorang bahwa saya ini miskin,padahal dilihal dari segi penampilan,gaya dan karakter orang itu tidak bisa disebutkan tidak aneh kehidupan jaman sekarang bahwa miskin itu sudah menjadi tren seseorang,padahal sejujurnya bahwa itu merupakan menghancurkan hak seseorang yang betul-betul miskin. Salah siapa itu ?...Hal demikian tidak ada yang patut disalahkan tapi mari kita berintropeksi diri patutkah kita disebut miskin apakah kita . Kriteria Miskin yang sebenarnya rendah atau berada di bawah garis sangat miskin yang dapat diukur dari tingkat pengeluaran per orang per bulan berdasarkan standar BPS pada bantuan pangan untuk penduduk miskin seperti zakat/beras untuk orang miskin/santunan sosial kepemilikan pakaian untuk setiap anggota keluarga per tahun hanya mampu memiliki 1 stel pakaian lengkap per orang per tahun. mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga sakit. mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun bagi anak-anaknya. memiliki harta asset yang dapat dimanfaatkan hasilnya atau dijual untuk membiayai kebutuhan hidup selama tiga bulan atau dua kali batas garis sangat miskin. di rumah yang tidak layak huni. memperoleh air yang bersih jSCngBz.
  • 911eab4m8w.pages.dev/361
  • 911eab4m8w.pages.dev/290
  • 911eab4m8w.pages.dev/540
  • 911eab4m8w.pages.dev/28
  • 911eab4m8w.pages.dev/185
  • 911eab4m8w.pages.dev/569
  • 911eab4m8w.pages.dev/355
  • 911eab4m8w.pages.dev/291
  • ciri ciri bule miskin